Kamu Harus Tau!! Sejarah Puasa Ramadan dalam Agama Islam untuk Dipahami Umat Muslim
| |

Kamu Harus Tau!! Sejarah Puasa Ramadan dalam Agama Islam untuk Dipahami Umat Muslim

frigmont.com – Dalam agama Islam, puasa Ramadan adalah hal yang wajib dilakukan oleh umat muslim. Puasa ternyata sudah ada sejak sebelum zaman Nabi Muhammad saw. Beginilah sejarah puasa.

Dikutip dari baznas.go.id, hikmah dari puasa Ramadan adalah memperbanyak amal dan membentuk kepribadian muslim yang bertaqwa. Ibadah puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga serta syahwat dari mulai fajar sampai terbenamnya matahari.

Hal terberat dari ibadah puasa Ramadan adalah mengendalikan hati, pikiran, dan anggota badan dari hal-hal yang bisa menimbulkan dosa. Dalam melaksanakan ibadah ini, umat muslim harus memiliki niat yang kuat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Sejarah Puasa

Dalam rangka menyambut Ramadan, umat Muslim akan berpuasa dan meneguhkan hati untuk lebih dekat dengan Allah.

Puasa Ramadan yang tiap tahunnya dijalani tentu di latarbelakangi oleh sejarah yang akhirnya menetapkan bahwa puasa Ramadan adalah ibadah yang wajib untuk ditunaikan.

Sejarah puasa Ramadan, bagi umat muslim memiliki makna yang sangat mendalam yang dilandasi oleh kepercayaan beribadah kepada Allah Swt. Beginilah sejarah puasa yang perlu diketahui umat Muslim.

Dikutip dari laman resmi badilag.mahkamah.agung.go.id, umur ibadah puasa sama tuanya dengan umur manusia karena merupakan salah satu dari tiga ibadah tua lainnya selain shalat dan qurban.

Dapat dikatakan bahwa puasa diwajibkan juga untuk umat lainnya sebelum zaman Nabi Muhammad Saw.,

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]:183).

Dikutip dari Ajaibnya Puasa oleh Ayi Yunus R., Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa sejak Nabi Nuh hingga Isa, puasa wajib dilakukan tiga hari setiap bulannya.

Bahkan Nabi Adam, manusia pertama yang diciptakan di bumi, sudah melakukannya ketika dilarang Allah memakan buah khuldi.

Sementara dalam Surah Maryam, diceritakan kalau Nabi Zakariya dan Maryam sering melakukan puasa. Siti Maryam berpuasa untuk menjaga kesuciannya. Hasilnya ia terhindar dari fitnah orang lain.

Sekalipun seorang Nabi Daud juga sering berpuasa. Sehari berpuasa dan sehari berbuka. Maka itu, puasa seperti itu disebut puasa Daud.

Sebelum diangkat menjadi Rasul, Muhammad berpuasa tiga hari setiap bulan. Selain itu, beliau juga melakukan puasa Asyura pada hari ke-10 bulan Muharram (bulan ke-1 menurut kalender Hijriah). Puasa ini dilakukan bersama masyarakat Quraisy lainnya.

Konon, masyarakat Yahudi yang tinggal di Madinah pada masa itu turut mengamalkan puasa Asyura. Puada ini dilakukan orang Yahudi untuk mempertingati hari kebebasan bangsan Mesir dari penindasan Fir’aun.

Tradisi puasa masyarakat Arab pra-Islam tersebut ternyata oleh Nabi Muhammad tetap dilakukan setelah beliau diangkat menjadi Rasul. Oleh Nabi Muhammad, umat dianjurkan melakukan puasa Daud dan puasa Asyura. Hukumnya Sunnah.

Awalnya, siapa pun yang ingin berpuasa boleh melakukannya, dan siapa pun yang ingin membatalkan puasanya diperbolehkan dan hanya perlu menggantinya dengan memberi makan orang miskin.

Namun akhirnya, Allah memerintahkan seluruh umat yang sehat dan tidak dalam perjalanan untuk berpuasa dan tidak boleh memilih untuk berbuka hingga matahari terbenam.

Bagi mereka yang lanjut usia, masih diberikan keringanan untuk berbuka dengan syarat tetap memberikan makanan untuk orang miskin.

Sejak kapan puasa diwajibkan dalam ajaran Islam? Menurut para ahli sejarah, puasa baru diperintahkan pada tahun kedua Hijriah setelah Rasul dan para sahabarnya pindah dari Makkah ke Madinah.

Saat itu, Rasul menerima wahyu Surah Al-Baqarah (2): 183 begini bunyinya,

“Wahai orang-orang yang beriman, kalian diwajibkan melakukan ibadah puasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu menjadi orang-orang yang takwa.”

Setelah firman Allah ini diturunkan, puasa Ramadan menjadi suatu ibadah yang wajib untuk dijalankan oleh umat Islam selama satu bulan penuh sesuai dengan rukun dan syariat agama

Puasa juga merupakan bentuk penyempurna agama, sebagaimana bahwa puasa masuk dalam rukun Islam yang ketiga, sehingga dengan ini umat muslim wajib mejalankannya. Apabila seseorang tidak mengerjakannya, maka dirinya akan mendapatkan dosa.

Umat Islam pada zaman dulu memulai puasa dan berbuka secara unik. Dalam sebuah hadis, Rasul pernah berkata, “Berpuasalah kalian karena melihat hilal (bulan sabit), lalu berbukalah karena melihatnya!”

Karena hadis itu, umat Islam yang ingin berpuasa selalu menggunakan bulan sebagai patokan.

Setiap akhir bulan Sya’ban (bulan ke-8 menurut perhitungan kalender Hijriah), umat Islam selalu keluar malam setelah shalat Magrib untuk melihat bulan sabit dengan mata telanjang.

Setelah mereka mendapati bulan sabit, mereka akan mulai berpuasa di hari esoknya. Akan tetapi, jika mereka tidak melihat bulan sabit, merela akan menunda puasa pada esok harinya.

Jenis Puasa dalam Islam

Selain puasa ramadan, ada pula berbagai jenis puasa lainnya yang perlu diketahui. Dikutip dari umsu.ac.id, berikut ini adalah jenis-jenis puasa dalam Islam beserta makna, keutamaan, hingga prakteknya:

1. Puasa Wajib

Puasa wajib adalah jenis puasa yang diwajibkan untuk umat muslim dan harus dilaksanakan oleh setiap umat yang memenuhi syarat tertentu. Puasa wajib dibedakan atas dua jenis, yaitu puasa Ramadan (puasa wajib bulanan) dan puasa Kaffarah.

Puasa Ramadan adalah puasa bulanan yang diwajibkan pada setiap muslim dewasa yang sehat selama bulan Ramadan. Selama bulan ini, umat muslim menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual, dan tindakan tertentu dari terbit fajar hingga matahari terbenam.

Puasa ini memiliki keutamaan besar, dan melibatkan peningkatan spiritualitas, self-control, dan kepatuhan kepada Allah.

Puasa Kaffarah adalah puasa yang diwajibkan sebagai tebusan atas pelanggaran tertentu, seperti melanggar sumpah atau janji. Biasanya, seseorang harus berpuasa selama tiga hari berturut-turut sebagai pengganti pelanggaran yang dilakukan.

2. Puasa Sunnah

Puasa sunnah merupakan amalan yang dianjurkan dan dikerjakan secara sukarela oleh umat Islam sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Dikutip dari cendekiamuslim.or.id, puasa sunnah terbagi atas 9 jenis puasa yang dibedakan berdasarkan prakteknya.

Jenis puasa sunnah tersebut antara lain Puasa Senin dan Kamis, Puasa Sunnah Daud, Puasa Sunnah Ayyamul Bidh, Puasa Sunnah Enam Hari di Bulan Syawal, Puasa Sunnah Tasyu’a dan Asyura, Puasa Sunnah Arafa, Puasa Sunnah Bulan Rajab, Puasa Sunnah Sebulan Penuh, serta Puasa Sunnah Nawaitu.

Seperti namanya, puasa sunnah Senin dan Kamis dilakukan setiap hari Senin dan Kamis setiap minggu. Rasulullah saw sangat menekankan keutamaan puasa pada kedua hari ini.

Berbeda dengan puasa sunnah Senin dan Kamis, Puasa Daud dilakukan dengan pola satu hari berpuasa dan satu hari berbuka, meniru amalan puasa Nabi Daud a.s. Meskipun tidak diwajibkan, puasa ini memiliki keutamaan yang besar.

Puasa sunnah Ayyamul Bidh dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan hijriah. Tanggal ini dikenal sebagai Ayyamul Bidh atau hari putih.

Puasa Tasyu’a dilakukan pada hari kesembilan Muharram, sementara ‘Asyura dilakukan pada hari kesepuluh. Rasulullah saw menganjurkan untuk berpuasa pada hari ‘Asyura dan jika mampu, juga puasa pada hari Tasyu’a.

Puasa Arafah dilakukan pada hari ke-9 Dzulhijjah, atau sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa ini dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.

Meskipun tidak ada puasa sunnah khusus di bulan Rajab, berpuasa di bulan ini dihormati. Beberapa orang memilih untuk berpuasa pada tanggal 27 Rajab, terutama untuk merayakan Isra Mi’raj. Hal ini dikenal dengan puasa sunnah Bulan Rajab.

Beberapa muslim memilih untuk berpuasa sunnah sebulan penuh pada bulan-bulan tertentu di luar Ramadan, seperti bulan Rajab atau Sya’ban. Maka itu dinamakan Puasa sunnah sebulan penuh.

Terakhir, ada puasa sunnah nawaitu. Puasa ini dilakukan dengan niat secara khusus untuk mencari kebaikan atau ketenangan jiwa. Bisa dilakukan kapan saja selama tidak bertentangan dengan puasa wajib.

Demikian sejarah puasa dan jenis-jenis puasa dalam agama Islam. Dengan mengetahui sejarah puasa ini diharapkan umat Muslim semakin memahami makna puasa dan semakin semangat menjalaninya.

Mari raih keberkahan Ramadan dengan memperbanyak amalan kebaikan melalui sedekah. Selamat beribadah.

Baca Juga :

Rokokslot

Rokokslot

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *