Penyelidikan NASA terhadap ratusan penampakan objek terbang misterius alias UFO menemukan tidak ada bukti keberadaan makhluk luar angkasa alias alien di balik fenomena-fenomena yang tidak dapat dijelaskan tersebut, namun badan antariksa Amerika Serikat itu juga tidak bisa mengesampingkan kemungkinan keberadaan alien.
Kalau – seperti dikatakan dalam serial X-Files – kebenaran memang ada di luar sana, laporan yang sudah lama ditunggu-tunggu ini tidak memberikan bukti konklusif.
Namun laporan ini menguraikan bagaimana NASA akan menyelidiki hal yang disebutnya sebagai UAP (Unidentified Anomalous Phenomena; Fenomena Anomali Tak Teridentifikasi) dengan teknologi yang lebih baik dan kecerdasan buatan.
Administrator NASA, Bill Nelson, mengatakan badan antariksa AS itu tidak hanya akan memimpin dalam penelitian tentang dugaan insiden UAP, tapi juga akan berbagi data dengan lebih transparan.
Tidak ada bukti bahwa alien ada, tapi mungkin saja ada
Halaman terakhir laporan itu mengatakan “tidak ada alasan untuk menyimpulkan” bahwa sumber-sumber ekstra-terestrial berada di balik ratusan penampakan UAP yang telah diselidiki oleh NASA.
“Namun … Benda-benda itu pasti telah melakukan perjalanan melalui tata surya kita untuk sampai ke sini,” kata laporan itu.
Meskipun laporan tersebut tidak menyimpulkan bahwa kehidupan ekstra-terestrial ada, NASA tidak menyangkal kemungkinan adanya “teknologi alien yang tidak diketahui beroperasi di atmosfer Bumi”.
Jumlah data UAP terbatas
Nicola Fox, administrator madya untuk Direktorat Misi Sains NASA, mengatakan: “UAP adalah salah satu misteri terbesar planet kita” dan itu terutama karena kurangnya data yang berkualitas tinggi.
Meskipun ada banyak penampakan UAP yang dilaporkan, Fox mengatakan biasanya tidak ada cukup data yang “dapat digunakan untuk membuat kesimpulan ilmiah definitif tentang sifat dan asal-usul UAP”.
Fox mengumumkan bahwa NASA telah mengangkat direktur baru penelitian UAP untuk “membangun basis data yang kuat untuk evaluasi data masa depan”.
Sang direktur akan menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin dalam proses pengumpulan dan analisis data.
NASA komentari foto ‘alien’ yang viral dari Meksiko
Wartawan BBC, Sam Cabral, bertanya kepada para pejabat NASA tentang serangkaian foto yang diklaim menunjukkan makhluk luar angkasa yang dipresentasikan kepada pihak berwenang Meksiko awal pekan ini.
Seseorang yang mengaku sebagai ahli UFO bernama Jaime Maussan, mempresentasikan kepada Kongres Meksiko sesuatu yang dia sebut dua mayat alien “non-manusia”
Dia mengeklaim mayat-mayat tersebut ditemukan di Cusco, Peru, pada 2017 dan penanggalan radiokarbon memperkirakan mereka berusia hingga 1.800 tahun.Keterangan gambar,Foto salah satu dari dua apa yang disebut ‘bukan-manusia’ baru-baru ini menjadi perhatian masyarakat dunia. Dua subjek ‘bukan-manusia’ menjadi penelitian jurnalis Meksiko sekaligus ahli UFO, Jaime Maussan.
Keaslian spesimen ini diragukan oleh kalangan saintis, dan Maussan sendiri sebelumnya pernah membuat klaim tentang kehidupan ekstra-terestial yang terbukti tidak ilmiah.
Ilmuwan NASA, Dr David Spergel, berkata kepada BBC: “Buat sampelnya tersedia untuk komunitas saintis dunia dan kita akan lihat apa yang ada di sana.”
Identitas direktur penelitian UFO dirahasiakan
Akan ada direktur penelitian UAP NASA yang baru – namun identitas mereka dirahasiakan.
Rincian mengenai peran dan seberapa banyak mereka akan dibayar dibiarkan samar-samar selama taklimat hari Kamis (14/09), padahal NASA sudah berjanji untuk lebih transparan dengan penelitian UAP-nya.
Salah satu alasannya adalah untuk melindungi sang direktur baru dari potensi gangguan publik.
Dr Daniel Evans, Asisten Deputi Administrator Asosiasi NASA untuk Penelitian, mengatakan anggota panel penelitian UAP telah menerima “ancaman aktual”.
Dia mengatakan NASA menganggap keamanan dan keselamatan tim penelitinya “sangat serius” dan bahwa ancaman tersebut menjadi pertimbangan dalam keputusan untuk tidak membuka nama direktur penelitian UAP.
NASA rekomendasikan AI untuk penelitian UFO
Kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin adalah “alat penting” untuk mengidentifikasi UAP, kata laporan tersebut.
Publik juga dianggap sebagai “aspek kritis dalam memahami UAP”.
NASA mengatakan salah satu tantangan terbesarnya untuk memahami dan mengidentifikasi UAP dengan lebih baik adalah kurangnya data; lembaga itu berencana menutup kesenjangan tersebut melalui teknik urun daya alias crowdsourcing.
Ini termasuk “aplikasi open-source berbasis ponsel pintar” dan metadata smartphone lainnya dari “beberapa warga yang menjadi pengamat di seluruh dunia”.
Saat ini belum ada sistem standar untuk mengagregasi dan mengorganisir laporan UAP dari warga sipil, kata laporan tersebut, “mengakibatkan data yang jarang dan tidak lengkap”.
- TERSEDIA JUGA:
- https://pal-world.org/
- Situs Toto
- Situs Toto